Buser86.id // Banyuwangi – Tanah lapang barat Gedung Nasional Indonesia (GNI) Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng menjadi tempat nongkrong yang keren. Betapa tidak, lokasi sederhana itu menjadi tempat berkumpul dan bisnis lintas profesi dari, pebisnis, pedagang mobil, aktivis hingga jurnalis atau wartawan.
Daya tarik lokasi ini selain posisinya strategis, karena berada di pusat aktifitas perekonomian masyarakar setempat, disana berjajar kedai-kedai kopi yany dijadikan jujugan mangkal komunitas tersebut.
Sembari berdiskusi membahas isu terhangat dan bertransaksi bisnis, mereka dapat menyeruput kopi dan sekedar kudapan pendampingnya seperti pisang goreng hangat.
Salah satu yang dibahas para komunitas itu adalah hasil pembangunan Banyuwangi, perkembangan harga mobil, hingga masalah kemiskinan yang ada di Banyuwangi khususnya di kecamatan Genteng.
Salah satu topik yang menjadi bahan diskusi adalah pembangunan di kabupaten di ujung timur pulau jawa.
“Dulu, ketika jaman Pak Anas menjabat bupati, pembangunan di Banyuwangi sangat merata, sekarang sudah berbalik. Banyak infrastruktur yang rusak, contoh banyak jalan yang berlobang tidak segera diperbaiki hingga masyarakat menanami pohon pisang dijalan yang berlobang itu,” ujar Gtt mengawali obrolan, Rabu (18/1/2023).
Kemudian ada topik lainnya yang diobrolkan yakni saat ribuan Kepala Desa (Kades) menuntut perpanjangan masa jabatan.”Ada satu lagi mas soal Kades unjuk rasa, harusnya pemerintah jangan asal menyetujui, harus dilakukan kajian terlebih dahulu,” kata jurnalis yang lain.
“Kepala desa itu jabatan politik, karena prosesnya dipilih langsung oleh rakyat. Masa selama itu menjabatnya,” timpal wartawan bernama Nuri.
Ditempat ini, hampir setiap hari dipenuhi pedagang mobil, aktivis hingga wartawan. Ramainya tempat ini membawa keberuntungan pedagang makanan dan kedai kopi di GNI ini.
Berbeda dengan pedagang mobil. Mereka berkumpul sendiri membicarakan perdagangan mobil yang kian lesu.
“Sejak Pandemi Covid-19, perdagangan mobil lesu. Tidak seperti hari-hari biasa,” keluhnya.
Sementara, pedagang makanan dan kedai kopi sangat diuntungkan, setidaknya setiap harinya membawa keuntungan, meski tidak terlalu besar.
“Ah, lumayan, bisa untuk jualan lagi besok,” jawab mbok Sih.
Tim